Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman Menurut Filosofi Ki Hadjar Dewantara

 

 

Aksi Nyata Membangun Budaya Positif dalam Pembelajaran 

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman 

Menurut Filosofi Ki Hadjar Dewantara

 


    Menciptakan murid yang merdeka syarat utamanya adalah harus memiliki disiplin yang kuat. Hal ini sejalan dengan pendapat Ki hajar Dewantara “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)

Ki Hadjar Dewantara adalah seorang tokoh pendidikan nasional yang menekankan pentingnya suasana belajar yang kondusif untuk perkembangan anak secara menyeluruh. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui budaya positif yang menciptakan rasa aman dan nyaman bagi siswa. Prinsip-prinsip ini tetap relevan dalam sistem pendidikan modern, di mana budaya positif dapat membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan budaya positif yang sejalan dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara:

1. Membangun Hubungan yang Baik antara Guru dan Siswa

           Guru perlu menjaga hubungan yang harmonis dengan siswa. Sebagai teladan ("Ing Ngarso Sung Tulodo"), guru harus menunjukkan sikap yang baik, ramah, dan peduli, sehingga siswa merasa aman dan diterima di kelas.

  2. Mendorong Kreativitas dan Inisiatif Siswa

      Prinsip "Ing Madyo Mangun Karso" menekankan pentingnya mendorong siswa untuk berinovasi dan mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan memberikan kebebasan, siswa akan merasa lebih nyaman dan antusias dalam belajar.

   3. Membentuk Lingkungan Kolaboratif

"Tut Wuri Handayani" mengajarkan agar siswa didorong untuk bekerja sama     dan belajar satu sama lain. Kolaborasi meningkatkan rasa aman dan mendukung     pembelajaran yang lebih interaktif dan tanpa tekanan berlebihan.

 

4. Menjadikan Kesalahan sebagai Bagian dari Pembelajaran

Budaya positif juga mencakup penerimaan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Guru harus membimbing siswa tanpa menghakimi, sehingga mereka merasa aman untuk belajar tanpa takut salah.

5. Mengembangkan Kemandirian Siswa

 Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk mandiri ("Tut Wuri Handayani"), mereka akan lebih percaya diri dan memiliki kontrol atas proses pembelajaran. Guru memberikan bimbingan hanya ketika diperlukan, namun tetap menghargai keputusan siswa.

 

 Praktik Budaya Positif di Kelas

Untuk menerapkan budaya positif, guru dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1.    Memberikan Penghargaan dan Penguatan Positif

Setiap usaha siswa harus diapresiasi agar mereka merasa dihargai, yang akan meningkatkan motivasi belajar.

2.    Disiplin dengan Pendekatan Humanis

Penerapan disiplin yang humanis melibatkan siswa dalam memahami pentingnya aturan, sehingga mereka merasa terlibat dalam proses belajar.

3.    Lingkungan Fisik yang Nyaman

 Ruang kelas yang bersih dan nyaman akan mendukung suasana belajar yang kondusif, memungkinkan siswa untuk lebih fokus.

4.    Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Budaya positif harus didukung oleh orang tua dan lingkungan luar sekolah. Kolaborasi dengan orang tua akan menciptakan suasana belajar yang berkesinambungan di rumah.

Menerapkan budaya positif dalam pendidikan sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, tetapi juga memfasilitasi perkembangan siswa dari segi akademis, sosial, dan emosional. Dengan menghormati potensi siswa dan memberikan dukungan yang tepat, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan bermanfaat.

 

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post